Hangatnya Persaudaraan Siaga: Perkemahan Kecil di SDN Mandirancan

Di lapangan hijau yang luas, tepat di depan gedung kokoh SDN Mandirancan, langit biru cerah perlahan berganti menjadi senja keemasan. Bendera Merah Putih masih berkibar gagah di tiang tinggi, seolah ikut menyaksikan keseruan yang tak lama lagi akan dimulai.

Anak-anak Pramuka Siaga, dengan seragam cokelat kebanggaan dan setangan leher merah putih melingkar rapi, berbaris dengan semangat. Wajah-wajah mungil mereka berseri-seri penuh antusiasme. Ada Kak Hasan, Pembina Putra yang selalu sabar dan humoris, serta Kak Fatimah, Pembina Putri yang penuh kehangatan, berdiri di tengah-tengah mereka.

“Siaga siap?” teriak Kak Hasan, suaranya menggelegar namun penuh canda. “Siaaaap Kak!” jawab anak-anak serempak, tangan mereka membentuk hormat siaga.

Malam itu, adalah malam api unggun pertama bagi sebagian besar dari mereka. Di tengah lapangan, tumpukan kayu kering sudah tersusun rapi, menunggu untuk dinyalakan. Kak Hasan dan beberapa siaga yang lebih besar dibantu membuat tenda kecil yang akan menjadi “markas” mereka malam itu. Ada Budi, si paling usil tapi cekatan, sibuk menarik tali tenda, dibantu oleh Siti yang teliti memastikan pasak tertancap kuat.

Tak lama kemudian, api unggun pun dinyalakan. Percikan api membumbung tinggi, menerangi wajah-wajah mungil yang penuh takjub. Hangatnya api mulai terasa, mengusir dinginnya angin malam yang mulai berhembus. Aroma kayu terbakar pun mulai semerbak, menambah nuansa petualangan.

Kak Fatimah mengeluarkan bungkusan berisi marshmallow. “Siapa yang mau marshmallow?” serunya, membuat anak-anak langsung bersorak kegirangan. Mereka berebut mendapatkan tusukan dan memanggang marshmallow di atas bara api. Ada yang memanggang sampai gosong dan renyah, ada juga yang memilih sampai keemasan dan meleleh. Tawa riang mereka memenuhi udara.

“Kak, ceritakan dong cerita seram,” pinta Edo, si pemberani yang sebenarnya agak penakut. Kak Hasan tersenyum. “Jangan cerita seram, nanti malam tidak bisa tidur,” ujarnya. “Bagaimana kalau kita nyanyi lagu Pramuka saja? Siapa yang tahu lagu ‘Api Unggun’?”

Maka, di bawah rembulan sabit yang mulai menampakkan diri, dan bintang-bintang yang berkerlap-kerlip, suara anak-anak Pramuka Siaga SDN Mandirancan menyanyikan lagu “Api Unggun” dengan riang gembira. Mereka berpegangan tangan, sesekali melambai-lambai mengikuti irama lagu. Malam itu, bukan hanya api unggun yang menyala, tapi juga semangat persahabatan, kebersamaan, dan janji suci Pramuka Siaga yang terukir indah di hati mereka.

Malam itu akan menjadi kenangan manis yang tak terlupakan bagi anak-anak SDN Mandirancan. Malam di mana mereka belajar tentang kemandirian, kebersamaan, dan indahnya persaudaraan di bawah naungan api unggun yang hangat.

Post Comment